Saturday, September 13, 2008

First day of Chusok holiday

MARHABAN YAA RAMADHAN

at Pyeondong Station

for the tickets

at Jeonnam Girls' Commercial High School

the Speakeras are Ustad Muslim Mubarokh and Ustad Hengky Ternado

the stage

the venue



the speakers and guests


Tabliq Akbar dan Chusok

Korea bagi kebanyakan orang hanya identik dengan drama-drama romantis, merek dagang seperti Samsung, Hyundai, dan lainnya. Ada satu hal yang orang lupa, yaitu Korea menyimpan warisan budaya yang tinggi yang nyata dalam pesta-pesta budaya mereka. Ada dua pesta budaya terbesar di Korea, yaitu Solal dan Chusok. Solal adalah pesta tahun baru dan Chusok adalah pesta panen. Orang-orang memilih untuk mudik dan berkumpul bersama keluarga pada dua kesempatan hari besar tersebut. Kemacetan lalu lintas pada dua hari raya besar ini pun tidak bisa dihindari.

Bertepatan dengan liburan Chusok kali ini (13-15 September 2008), umat Islam se-Korea mengadakan acara Tabliq Akbar dengan mengundang dua pembicara dari Indonesia yaitu: Kyai Ustad Muslim Mubarokh dan Kyai Ustad Henky Ternado. Acara Tabliq sempat tertunda beberapa jam dari jadwal semula karena kemacetan lalu lintas. Pertemuan keluarga seiman hari itu pun berlangsung baik. Kehadiran kedua pembicara telah ditunggu lama dan rasanya terlalu singkat. Pertemuan yang terjadi pada Sabtu, 13 September 2008 di aula Jeonnam Girl’s Commercial High School Gwangju, Korea Selatan dihadiri sekitar 700 umat Islam dan beberapa undangan non-Muslim. Sebagian besar dari yang hadir adalah para pekerja yang datang dari beberapa wilayah di luar Gwangju seperti: Busan, Seoul, Taegu, Chonan dan beberapa kota lainnya.

Acara dimulai dengan doa dan dilanjutkan dengan bacaan dan pujian Islami. Panitia penyelenggara menyapa hadirin dan disusul dengan pidato yang dibawakan oleh Imam besar di Gwangju (asal Pakistan), dan yang terakhir perwakilan dari KBRI yaitu Bp. Muh. Irfan.

Dalam pidatonya, pihak penyelenggara mengatakan bahwa acara Tabliq Akbar diadakan untuk temu bersama umat Islam di Korea Selatan serta memperkuat iman umat Islam yang mengadu nasib jauh dari negara dan keluarga, dan terakhir untuk penggalangan dana pembangunan Masjid di daerah An-san karena sebagian besar para pekerja Indonesia berloksi di sana. Pembangunan masjid menjadi salah satu prioritas mereka karena di Korea Selatan hanya ada sedikit masjid. Masjid merupakan salah satu sarana untuk belajar dan melatih iman saudara-saudari umat Islam, dimana mereka dapat berjemaah bersama.

Imam besar dari Pakistan dalam sambutannya mengatakan bahwa Tabliq merupakan kesempatan memberi pencerahan kepada orang lain. Ia mengawali sambutannya dengan berceritera tentang seorang penulis buku tentang Islam yang mati terbunuh di Mesir karena tulisannya tentang menegakkan Islam. Si penulis menuturkan bahwa hal yang paling pertama yang harus diketahui oleh orang-orang islam adalah mengapa Sslam lahir di dunia. Islam lahir di dunia untuk membebaskan orang dari berbagai macam perbudakan. Dan tugas ini terpatri dalam diri semua orang islam. Dia harus berani melawan semua musuh islam yang membudak Islam dan sesama manusia. Kesetiaan terhadap perintah Allah lewat Nabi Muhammad menolong seorang Muslim untuk tetap di jalan Allah. Dan hanya orang-orang yang setia kepada hukum Islam yang mengenal jalan Allah dan dibebaskan dari perbudakan. Dan kalau anda sebagai Muslim sudah dibebaskan maka, kini tugas anda untuk mencerahkan, Tabliq, kepada orang lain.

Bapak Muh. Irfan selaku wakil dari pihak KBRI sangat mendukung acara semacam ini. Tak lupa beliau mengingatkan bagi mereka yang belum mendaftar ke KBRI untuk segera melaporkan diri guna kepentingan Pemilu di tahun 2009 mendatang.

Kesaksian hidup diberikan oleh Henky Ternado, yang sekarang disebut sebagai Kyai Ustad. Kisah hidup salah satu mantan model, bintang iklan, dan aktor terkenal di era 80-an tersebut sangat berliku. Ia mempunyai pengalaman ditangkap polisi dan terbukti menggunakan narkoba hingga akhirnya ia harus menghabiskan waktu selama 1 tahun 4 bulan di penjara. Di dalam penjara ia gunakan waktu untuk berdoa berusaha mendekatkan diri kembali pada Tuhan. Setelah keluar dari penjara, keadaan Henky kembali goyah, hingga akhirnya beliau bertemu dengan almarhum Gito Rollies yang mengajaknya untuk berdoa selama 3 hari berturut di salah satu masjid di Sentul. Dalam titik balik hidupnya, ia menyadari bahwa ibadah bukanlah hanya suatu kewajiban saja tetapi harus dilaksanakan dengan ketulusan dan segenap hati.

Dalam ceramahnya, Kyai Ustad Muslim Mubarokh mengatakan bahwa walaupun berada di negara lain tetapi sebagai umat Islam tetap harus menjalankan ibadah puasa. Dengan kesempurnaan berpuasa selama 40 hari mereka pantas bertakbiran di hari raya Idul Fitri nanti.
Di tengah kerumunan saudara/i-ku Muslim, aku bersama teman dari Philippina dan Rm. Fidelis Armin dari Serikat Sabda Allah yang bertugas membantu para pekerja asing dan juga turut memfasilitasi perayaan ini telah ikut ambil bagian dari tugas pewartaan Gereja untuk berdialog profetis dengan mereka yang berbeda agama. Aku bertanya diri sendiri: apa artinya menjadi Katolik kalau itu tidak lebih daripada melakukan kewajibanku seperti yang diajarkan Gereja Katolik. Aku disadarkan untuk kembali melihat misi Yesus, sang sabda yang datang ke tengah dunia dan menjadi manusia. Ia datang untuk membebaskan aku dan semua insan di dunia ini dari akar dari semua perbudakan--dosa.

Liburan Chusok sudah berakhir dan semua orang kembali ke tengah kesibukan mereka sebelumnya. Ada satu hal yang aku perhatikan, semua orang pasti membawa buah tangan buatan orang tua mereka. Aku pun telah kembali ke kesibukanku menjadi intern di lantai dua di sebuah gedung yang dibangun untuk mengenang revolusi demokrasi di tahun 1980. Kali ini, aku kembali dengan oleh-oleh yang aku temukan dari jumpa rohaniku dengan saudara/i Muslim Sabtu lalu. Selamat berpuasa buat Muslimin/ Muslimah, semoga akhir puasa nanti anda dirahmati dengan semangat baru membangun dunia ini.

No comments: